Streptokokus Grup B (SGB) merupakan penyebab penting infeksi yang serius pada neonatus antara lain menyebabkan pneumonia, septikemia dan meningitis neonatal. Infeksi neonatal SGB menjadi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir dan lebih dari 6000 kasus infeksi ini terjadi di Amerika Serikat setiap tahunnya.
Melansir dari data dinas kesehatan tahun 2020 sampai dengan bulan Agustus telah terjadi 74 kasus kematian dan neonatal 116 kematian post neonatal. Beberapa penyebab kematian bayi ialah (Berat Badan Lahir Rendah) BBLR, Asfiksia dan Kelainan Bawaan. Sedangkan yang menjadi penyebab utama kematian adalah BBLR dan prematuritas.
Lalu, apa hubungan kematian bayi yang di sebabkan BBLR dan prematuritas dengan Streptokokus Grup B (SGB)?. Sebelum lebih lanjut kita akan jelaskan tentang bakteri Streptokokus.
DAFTAR ISI
Penjelasan Streptokokus
Melansir dari Centers For Disiase Control (CDC) bakteri streptococcus adalah penyebab penderita mengalami penyakit streptokokus. Bakteri ini adalah genus yang beragam dan klasifikasinya telah berubah beberapa kali. Bakteri Streptococcus yang paling sering menyerang manusia ada dua tipe, yakni tipe A dan tipe B.
Infeksi bakteri ini dapat dialami oleh semua orang, dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Bakteri streptokokus umumnya hidup dan tumbuh di tubuh manusia tanpa menimbulkan penyakit yang serius. Namun, beberapa tipe bakteri Streptococcus dapat menyebabkan infeksi, mulai dari yang gejalanya tidak begitu mengganggu hingga yang bisa membahayakan nyawa.
Berdasarkan kombinasi sifat antigen, hemolitik dan fisiologisnya, genus dari banteri ini dibagi menjadi grup A, B, C, D, F, dan G. Selain itu ada beberapa sepesies Streptkokus yaitu S. Agalactiae, S. Anginosus, S. Bovis, S. Canis, S. Constellatus, S. Downei, St. Dysgalactiae dan masih banyak lagi.
Penyebab SGB
Grup B Streptococcus (grup B strep, GBS) muncul pada tahun 1970-an sebagai penyebab paling umum dari sepsis pada bayi baru lahir. Umumnya hidup di saluran pencernaan dan genital manusia. Saluran pencernaan adalah bagian tubuh yang mencerna makanan dan termasuk lambung dan usus. Saluran genital adalah bagian tubuh yang terlibat dalam reproduksi dan termasuk vagina pada wanita.
Streptokokus grup B (SGB) yang juga di kenal dengan Streptococcus agalactiae sebenarnya tidak berbahaya bagi orang dewasa. Bakteri ini dapat menetap sementara atau dalam waktu yang lama di tubuh orang dewasa. Pola penyebarannya belum di ketahui. Namun, bakteri ini tidak menyebar melalui makanan, air, atau hubungan seksual.
Streptokokus grup B (SGB) adalah sejenis bakteri yang sering di temukan di vagina. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), estimasinya 1 dari setiap 4 wanita memiliki bakteri SGB.
Meskipun tidak berbahaya, SGB bisa menular ke bayi ketika proses melahirkan normal, khususnya jika persalinan di lakukan tanpa pertolongan medis. Hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan serius pada bayi.
Biomedikal Scientific Indonesia
Apa anda sedang mencari Produk alat kesehatan laboratorium?
jika IYA anda berada di website yang tepat, kami menyediakan seluruh kebutuhan laboratorium
dengan kualitas PREMIUM dan BERGARAN
Bimasindo Distributor Alat Kesehatan & laboratorium Hologic dan DiaSorin Penyedia Alat Diagnostik Nomor 1 di Dunia. Menyalurkan produk alat kesehatan dan laboratorium In Vitro Diagnostic berkualitas PREMIUM.
“We serve with empathy”
Kunjungi website kami di Bimasindo
Cek Produk kami Di sini
Faktor Penderita SGB
Pada orang dewasa, risiko terserang infeksi bakteri Streptococcus tipe B lebih tinggi jika ada beberapa faktor berikut:
- Berusia di atas 65 tahun
- Menderita kondisi yang mengganggu daya tahan tubuh, seperti kanker, diabetes, atau HIV
- Menderita obesitas, penyakit liver, dan gangguan jantung atau pembuluh darah
Setelah orang dewasa khusunya ibu hamil terjangkit infeksi SGB akan sangat membahayakan jika tidak di lakukan penangan. Ada beberapa faktor risiko ketika seorang wanita hamil terjangkit SGB, meliputi:
- Persalinan prematur.
- Ketuban pecah dini lebih dari 18 jam sebelum bayi lahir.
- Mengalami demam saat proses persalinan.
Sedangkan ketika bayi yang baru lahir dan terinfeksi SGB, bayi bisa sakit dalam 12-48 jam atau 7 hari pertama setelah di lahirkan. Ini bisa menyebabkan:
- Radang penutup otak atau sumsum tulang belakang (meningitis).
- pneumonia.
- Infeksi dalam darah (sepsis).
- Kematian
Centers For Disiase Control (CDC) juga menyebutkan bakteri GBS dapat menyebabkan beberapa keguguran, lahir mati, dan kelahiran prematur. Namun, banyak faktor yang berbeda dapat menyebabkan lahir mati, kelahiran prematur, atau keguguran.
Gejala SGB
Infeksi bakteri Streptococcus tipe B dapat terjadi pada orang dewasa dan bayi. Pada orang dewasa, bakteri Streptococcus tipe B dapat menyebabkan kondisi berikut:
- Infeksi kulit dan jaringan lunak, yang di tandai dengan area kemerahan yang terasa panas dan nyeri
- pneumonia, yang di tandai dengan sesak napas dan batuk
- Infeksi saluran kemih, yang di tandai dengan nyeri saat berkemih, sulit menahan buang air kecil, dan urine keruh
- Meningitis atau radang selaput otak, yang di tandai dengan demam, nyeri kepala, dan kaku pada leher
- Sepsis, yang di tandai dengan demam, menggigil, napas cepat, dan penurunan kesadaran
Sedangkan gejala yang muncul pada bayi di bagi berdasarkan waktu kemunculannya. Gejala dini atau yang muncul dalam waktu 24 jam setelah bayi di lahirkan, berupa:
- Sulit menyusu
- Bayi cenderung tidur terus dan sulit di bangunkan
- Napas mendengkur
- Napas sangat lambat atau sangat cepat
- Detak jantung sangat lambat atau sangat cepat
Sementara, gejala lambat atau yang muncul 1 minggu atau 3 bulan setelah di lahirkan, antara lain:
- Demam
- Sulit menyusu
- Sesak napas atau mendengkur
- Sering mengantuk
- Tubuh terasa lemas atau kaku
- Rewel
- Muntah
- Diare
- Kulit berwarna kebiruan (sianosis)
- Kejang
Diagnosa
Dalam mendiagnosis infeksi Streptococcus, langkah awal yang di lakukan dokter adalah menanyakan pasien mengenai gejala yang timbul dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, pemeriksaan fisik akan di lakukan guna melihat gejala yang tampak secara langsung.
Jika dokter mencurigai seseorang mengidap penyakit GBS, mereka akan mengambil sampel cairan tubuh yang steril. Deteksi bakteri Streptococcus dapat di lakukan dengan pemeriksaan swab pada bagian tubuh yang mengalami infeksi. Misalnya mengambil sampel dari tenggorokan pada kondisi radang tenggorokan. Selain itu, urine, darah, atau cairan serebrospinal juga dapat di gunakan sebagai sampel.